Untuk Pemeliharaan Larva Ikan Kerapu kali ini, sudah sampai bagian 4. Tinggal 1 bagian lagi untuk pembahasan Pemeliharaan Larva Ikan Kerapu, pada bagian ini mengenai Pengelolaan Pakan. Langsung saja, kita bahas ya....
Pengelolaan Pakan
Larva ikan kerapu yang baru menetas mempunyai cadangan
makanan berupa kuning telur. Pakan ini akan dimanfaatkan sampai hari ke 2 (D2),
setelah menetas dan selama kurun waktu tersebut larva tidak memerlukan makanan
dari luar. Umur 3 hari (D3), kuning telur mulai terserap habis, perlu segera
diberi pakan dari luar berupa Rotifera Brachionus Plicatilis dengan kepadatan 1
– 3 ekor/ml. Disamping itu ditambahkan pula phytoplankton Chlorella sp dengan
kepadatan 5 – 10 sel / ml.
Pemberian pakan ini sampai larva berumur 16 hari
(D16), dengan penambahan secara bertahap hingga mencapai
kepadatan 5 – 10 ekor / ml media. Pada hari ke 9 mulai diberi pakan naupli
Artemia yang baru menetas dengan kepadatan 0,25 – 0,75 ekor / ml media.
Pemberian pakan naupli Artemia dilakukan sampai larva berumur 25 hari (D25),
dengan peningkatan kepadatan mencapai 2 – 5 ekor / ml media. Pada hari ke 17
(D17), larva mulai diberi pakan Artemia yang berumur 1 hari, kemudian secara
bertahap pakan yang diberikan diubah dari Artemia berumur 1 hari ke Artemia
setengah dewasa dan akhirnya Artemia dewasa sampai larva berumur 50 hari.
a. Rotifera
Rotifera (Brachionus sp.) adalah jasad renik yang tergolong
zooplankton berukuran 50 – 250 mikron. Rotifera digunakan sebagai pakan larva
kandungan gizinya yang baik, dan diperkaya akan nutrisi.
Kultur Rotifera dilakukan di bak beton berukuran 6 – 8 ton.
Berikut adalah cara kultur Rotifera :
-
Bak diisi Chlorella sp. yang siap dipanen (usia
minimum empat hari) sebanyak sebanyak sepertiga dari ukuran volume bak.
-
Setelah itu, bak ditebari bibit rotivera dengan
kepadatan awal sekitar 30 individu/ml.
-
Setiap hari pada pagi dan sore hari diisi dengan
Chlorella sp. Sampai volumenya 6 – 8 ton. Pemanenan Rotifera menggunakan metode
panen harian, (setiap hari 30%). Bisa juga dipanen total dengan plankton net
ukuran 60 mikron setelah usia minimum empat hari atau kepadatannya telah
mencapai 100 – 150 indiviu/ml.
-
Yeastroti dapat diberikan setiap hari sebanyak
0,2 gram/ton sebagai sumber vitamin B sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan
Rotifera. Bahan komersial lain yang dapat digunakan untuk mempercepat
pertumbuhan Rotifera adalah protin selco.
b. Artemia
Kultur Artemia dapat dilakukan dengan dua cara :
1.
Cara Pertama
-
Artemia direndam di dalam air laut selama 15 –
30 menit kemudian diberi aerasi selama 18 – 24 jam. Perendaman dilakukan di dalam
ember yang bervolume 10 Liter.
-
Aerasi diangkat dan dibiarkan selama 10 menit.
Artemia yang telah menetas berada di bawah dan cangkangnya berada di permukaan.
Setelah menetas, Artemia segera dipanen dengan cara disifon.
2.
Cara Kedua
-
Mencampur Klorin (CaOCl2) cair dengan artemia
yang telah direndam kemudian diaduk selama 5 – 10 menit hingga kulit luar
Artemia menipis.
-
Artemia dicuci dengan air laut hingga bersih dan
tidak berbau klorin
-
Setelah itu, Artemia diberi aerasi selama 18 –
24 jam dan dipanen. Biasanya, Artemia yang baru menetas akan berenang ke
permukaan air, sementara kotoran (kulit cacing) berda di dasar perairan.
Sekian untuk Pemeliharaan Larva Ikan Kerapu Bagian 4, nantikan pembahasan untuk bagian ke 5 ya. Jika Anda ketinggalan update artikel sebelumnya Anda bisa lihat melalui link di bawah ini:
Ikuti terus artikel dalam blog ini, untuk update artikel Pemeliharaan Larva Ikan Kerapu Bagian 3 berikutnya. Like Fanpage, follow twitter dan halaman Google plus kami untuk mendapatkan update artikel terbaru.
Facebook: Mulia Kerapu
Twitter: @MuliaKerapu
Pemeliharaan Larva Ikan Kerapu Bagian 4: Pengelolaan Pakan
4/
5
Oleh
Unknown